KETIKA DEMENSIA MENCURI INGATAN YANG DICINTA
Beberapa bulan tinggal di Pekanbaru dan merasakan bagaimana beratnya menjaga Ibu dengan demensia. membuat perasaan saya turun naik, seperti sedang di roller coaster. Kadang tingkah lucunya bikin saya tertawa, tapi seketika sedih ketika ibu tiba-tiba menjadi marah. Emosi ibu sulit sekali diprediksi.
Dari situlah saya jadi paham, bahwa menjaga orang dengan demensia tidaklah mudah. Diperlukan kesabaran yang luar biasa. Mungkin beberapa teman pernah juga menghadapi situasi seperti keluarga saya.
Demensia bukan hanya memengaruhi kemampuan kognitif saja. Tapi juga mengubah semua aspek kehidupan dan hubungan dengan orang-orang yang ada di lingkaran terdekatnya. Orang dengan demensia atau disebut juga ODD, memiliki emosi yang cepat sekali berubah. Jika kita tidak menyesuaikan diri, kita akan lelah secara fisik dan juga mental.
Saya merasakan sendiri ketika menjaga ibu, saya sering kelelahan karena kurang tidur. Badan rasanya nggak karuan. Sementara ibu bisa begadang semalaman, bahkan pernah selama dua hari, hanya tidur selama 2 jam. Di tengah malam itu, ibu beraktivitas seperti biasa. Makan, berkemas-kemas, melipat baju dan keluar kamar. Bahkan beliau minta dibukakan pintu keluar. Karena baginya tak ada lagi beda siang atau malam.
Dalam kondisi kurang istirahat, fisik ibu yang saat ini sudah 82 tahun, seringkali mudah oleng. Saya menyesal sekali, karena dalam penjagaan saya, ibu pernah terjatuh dan kepalanya membentur meja. Kebayang kan, gimana cemas dan paniknya saya. Ya, kami semua panik dan langsung berkoordinasi tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Kakak saya yang saat itu sedang di Jakarta pun langsung balik secepatnya. Alhamdulillah ibu masih dalam lindungan Allah. Meski memar dan butuh waktu cukup lama untuk kembali pulih.
Itulah sebabnya, dalam menjaga ODD, kitalah yang harus mempersiapkan diri. Apalagi, yang kita jaga adalah orang yang kita cintai. Seperti halnya ibu saya yang sudah membesarkan kami anak-anaknya. Tentunya semua ingin memberikan yang terbaik.
B erikut ini adalah beberapa hal penting yang bisa membantu dalam menghadapi dan merawat orang dengan demensia.
- Selalu dalam kondisi fit
- Jangan Baper
- Rajin Mencari Info Tentang Demensia
- Memahami Apa yang disukai
- Cerita Tentang Kenangan di Masa Lalu
- Jangan Sedih Kalau dilupakan
Hiks, ini part tersedih sih. Sebuah fakta tentang ibu, yang lupa dengan sebagian anaknya. Jangankan anak, suami aja ibu sering lupa. Kalau saya sebutkan nama papa, ibu tercenung sejenak. Berusaha memanggil memori tentang suami yang berpuluh tahun mengarungi hidup bersama.
Rasanya sedih sekali mengetahui kalau orang yang dulu menemani atau menantikan kelahiran kita, kini melupakan kita.
Untuk membantu memacu ingatannya, ibu sering saya sodorkan foto keluarga. Tapi ibu selalu nanya, "ini siapa, yang ini siapa, trus yang ini namanya siapa?"
Setelah dikasih tau, ibu akan menatap wajah-wajah yang ada difoto itu lekat-lekat.
Senyum-senyum, lalu bilang "Nanti foto ini aku bawa pulang ke rumah, ya.."
Ibu memang selalu merasa, tidak sedang di rumahnya. Baginya, rumah adalah tempat di mana, Bah, Mak dan adik-adiknya tinggal. Dan itu berpuluh-puluh tahun yang lalu.
Sedih. Tapi begitulah demensia mencuri ingatan orang-orang yang kita cinta. Satu hal yang perlu diingat, ternyata kita tidak sendiri. Banyak keluarga yang juga mengalami kisah yang sama. Dan berbagi pengalaman membuat kita jadi punya kekuatan untuk menghadapinya.
Saya masih ingat, selama bersama saya, ibu hanya sesekali memanggil nama saya. Nggak masalah sih, kembali lagi harus selalu ingat, jangan baper kalau dilupakan. Nah, yang bikin saya senang, sehari sebelum saya kembali ke Jakarta, ibu memanggil nama saya dengan lantang. Mungkin karena hari itu saya sedang sibuk mengemasi barang-barang, jadinya ibu terus-terusan memanggil saya.
Akhirnya setelah beberapa kali dipanggil, saya datang dan iseng bertanya,
"Kok ibu tau nama Waya?"
"Iyalah, tak kan aku tak tau. Kau kan anakku yang baik.." jawabnya.
Whuaaaaa... saya nangiiis! Melipir meraih tisu untuk menghapus air mata yang berlinang.
Merawat orang tua dengan demensia adalah perjalanan penuh tantangan dan menguras air mata. Saya belajar, walaupun mungkin mereka akan melupakan nama kita, mereka tetap bisa merasakan kasih sayang yang kita berikan.Teruslah merawat mereka dengan berjuta-juta kesabaran. Nikmati momen kebersamaan yang masih tersisa. Karena kita tak pernah tahu, kapan kehilangan itu datang.
kita tak pernah tahu, kapan kehilangan itu datang (hiya) 😊
ReplyDelete