KUATNYA GODAAN KORUPSI DI BIDANG PENGADAAN BARANG DAN JASA
"Katakan tidak pada korupsi!"
Masih ingat dengan slogan yang dulu cukup sering berseliweran di layar kaca? Masih lah ya..
Apalagi, sampai saat ini cerita tentang korupsi belum juga surut, malah dengan jumlah yang cukup membuat kening berkerut. Trilyunan, milyaran.. ckckck, tega banget sih, mencuri uang yang tadinya bisa untuk kepentingan orang banyak, bisa diatur sedemikian rupa sampai masuk ke rekening sendiri.
Korupsi, baik dengan jumlah yang besar atau receh sekalipun, saat ini semakin merambah ke berbagai urusan. Di mana ada celah, ada aja oknum yang memanfaatkannya. Awalnya sedikit, lama-lama jadi keterusan. Lupa dengan tanggung jawab yang sedang diemban.
Pernah dengar lahan basah?
Yap, kata-kata ini pastinya bukan sesuatu yang asing lagi dalam dunia kerja. Khususnya di ruang lingkup pemerintahan. Beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 30 November 2017, bertempat di The Media Hotel & Towers, saya dan teman-teman blogger mendapat kesempatan untuk mengikuti diskusi tentang pengadaan barang dan jasa. Seminarnya sendiri diadakan selama dua hari dengan peserta dari berbagai daerah. Semua keluh-kesah, hambatan dan harapan bisa dicurhatin sama narasumber yang hadir. :)
KUATKAN IMAN UNTUK MENGHADAPI GODAAN
Godaan korupsi memang kerap menjadi tantangan bagi setiap orang yang berkecimpung dalam Pengadaan Barang. Hal ini disampaikan oleh Bapak Hifdzil Alim, SH, M.H dari Pusat Kajian Anti Korupsi FH. UGM. Apalagi dengan besarnya anggaran infrastruktur yang ditetapkan pada tahun 2018 ini mencapai angka 409 trilyun (APBN). Angka ini belum dihitung dengan infrastruktur yang dibiayai pemerintah daerah (APBD). Nggak bisa dimungkiri, semakin besar anggaran, semakin besar juga potensi untuk korupsi.
Ini adalah satu contoh dari korupsi PBJ, sumber dari KPK, tahun 2016.
Penyuapan ternyata menduduki angka paling tinggi, ya. Termasuk juga jabatan yang sering disalah gunakan untuk mengeruk keuntungan. :(
Saya jadi ingat ketika sesi tanya jawab, ada peserta yang menanyakan bagaimana caranya menghindari masalah suap. Karena sampai saat ini, pekerjaan yang mereka dapatkan semuanya karena berani melakukan itu. Kalau mereka nggak mengikuti 'cara mainnya', nggak bakalan ada proyek yang mampir. Duh! Ternyata ini lah fakta yang ada.
Bagaimana caranya supaya terhindar dari godaan korupsi?
Godaan memang selalu ada sih. Apalagi kalau orang-orang di lingkungan kerja kita terbiasa dengan mark up, suap-menyuap, bikin belanjaan fiktif dan sebagainya, tentu perlu keteguhan hati untuk menghadapinya.
Kata Pak Hifdzil, sih, semua balik lagi ke iman masing-masing. Menggunakan uang yang nggak halal untuk menghidupi keluarga, pasti akan dampak buruknya. Sudah banyak contoh yang bisa kita lihat. Pendidikan anak jadi nggak beres, terlibat narkoba dan hal-hal buruk lainnya. Ngeri banget, kan..
Nah, supaya nggak salah langkah, pahami lah peraturan dan undang-undang yang berlaku. Sadaril lah bahwa semua pelanggaran akan ada konsekwensinya. Sekecil apapun keterlibatan kita pada satu kasus yang menentang undang-undang, ya.. siap-siap aja keseret-seret. *Situ mau pake baju orens? hahaha.. *Ups*
Memang, untuk mencegah korupsi di Pengadaan Barang/Jasa ini dibutuhkan kesadaran bersama untuk mematuhi undang-undang yang berlaku. Kalau semua taat aturan, tentunya lebih mudah untuk mewujudkan lingkungan kerja yang bersih dari korupsi. Sebagai masyarakat awam, saya hanya berharap bahwa bidang apapun yang sedang dikerjakan , semoga memang bermanfaat. Bukan akal-akalan. Sama seperti harapan dan doa baik yang dituliskan banyak orang di wall menuju pintu masuk ruang diskusi. Semoga doa dan harapan baik itu terwujud. *Aamiin.
Sebebrnya nggak cuma di pemerintahan aja kayanya, tapi dimana mana yang namanya pengadaan barang jasa jadi lahan basah banget yaaa.. huhuhu. Harapan aku sih semoga nggak ada lagi kasus korupsi kaya ektp itu, yang ngebuat semua masyarakat indonesia susah dapet Ektp. Semoga pemerintahan kita bisa semakin bersih dan transparan ya maaaak.. Aaaaaminnn..
ReplyDeleteAamin mbak, Semoga dengan acara-acara begini masyarakat awam pun akan makin teredukasi dan sama-sama mengawal proses pengadaan ini untuk Indonesia yang lebih baik.
ReplyDeleteGimana sih nuraninya masa uang masyarakat dibuat memperkaya diri, duh...
ReplyDeletePak Ahok kan udha bener tuh caranya merancang APBD trus disitem digitalkan dan dikunci, sehingga nggak bisa dimanipulasi lagi rancangan anggarannya. Apalagi banyak pembayaran yang sudah mulai di non-tunaikan untuk menghindari Pungli, seperti Samsat online untuk bayar pajak motor :)
Kasus penyuapan ini udah mulai diminimalisir oleh Pak Jokowi di acara nikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution dengan tidak menerima kado dalam bentuk apapun, takutnya kan ngasih kado macem-macem ada maksudnya atau pamrih gitu. Salut deh, sama Pak Jokowi.
Semoga tahun demi tahun kasus korupsi di Indonesia diberantas habis dan semoga nurani pejabat-pejabat pemerintahan Indonesia semakin baik dan bermartabat untuk memajukan dan mensejahterahkan bangsa.