Menuju 2019 Indonesia Bebas BABS
Bertepatan dengan peringatan Toilet Day yang jatuh pada tanggal 19 November lalu, UNICEF mengadakan diskusi yang diberi tajuk Aksi Nasional Tinju Tinja di Terrace Cafe, Senayan.
Mungkin teman-teman agak gimana ya, pas baca ada tinja-tinjanya? Iya, ini gak enak untuk ditulis, tapi penting banget untuk kita ketahui bersama. *tariknapas..
Teman-teman, ternyata negara kita sekarang ini memegang predikat Juara 2 dunia, sebagai pelaku BABS atau Buang Air Besar Sembarangan. Juara 1 dipegang oleh India. Meski tahun ini sudah ada penurunan, tapi predikat juara 2 masih betah menetap, nggak mau pindah ke negara lain. Ini rasanya agak.... hm, gimana ya? Malu, sekaligus sedih. Tapi mau gimana lagi. Ini fakta yang harus kita ketahui bersama.
Join Monitoring Program (JMP) WHO/UNICEF 2015 melaporkan lebih dari 51 juta orang di Indonesia masih melakukan BABS, ini sudah mengalami penurunan dari sebelumnya 55 juta. Dan banyak dilakukan oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah/miskin. Di beberapa tempat, BABS di ruangan terbuka sudah merupakan kebiasaan yang tertanam sedari kecil. Selain ketidakmampuan untuk menyediakan toilet atau bahkan tidak punya rumah, praktek BABS dianggap normal dan tidak membahayakan. Padahal, berbagai dampak buruk akan timbul karena perilaku buruk BABS.
Mari kita lihat bagaimana BABS mencemari lingkungan:
Dan ini, bagaimana pentingnya BAB di toilet mempengaruhi kesehatan kita.
BABS ini akan berpengaruh pada banyak hal. Kesehatan dan masa depan anak-anak Indonesia bisa terganggu karena masalah ini. Serius!
Dampak BABS Bagi Perkembangan Gizi Anak
Bagi pelaku BABS mungkin tak pernah terpikirkan kebiasaan buruk yang mereka lakukan akan berpengaruh pada perkembangan gizi anak. Setiap kotoran yang mengalir di sungai, mencemari air, dapat menyebabkan banyak anak terkena diare dan meninggal. Setiap jam, ada 15 sampai 22 anak di Indonesia yang meninggal akibat diare dan pneumonia yang sebenarnya bisa dihindari dengan menjaga kebersihan dan sanitasi yang baik.
Bukan hanya itu saja, setiap harinya, anak-anak di Indonesia berenang dan mandi di sungai yang penuh dengan tinja dan limbah bekas mencuci. Ini jelas bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Tubuh mereka akan rentan penyakit. Bagaimana gizi akan terserap dengan baik bila tubuh dihinggapi kuman penyakit. Bisa dibayangkan dampak buruk ini akan menghantui masa depan anak-anak Indonesia.
Bukan hanya itu saja, setiap harinya, anak-anak di Indonesia berenang dan mandi di sungai yang penuh dengan tinja dan limbah bekas mencuci. Ini jelas bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Tubuh mereka akan rentan penyakit. Bagaimana gizi akan terserap dengan baik bila tubuh dihinggapi kuman penyakit. Bisa dibayangkan dampak buruk ini akan menghantui masa depan anak-anak Indonesia.
Aksi Nasional Tinju Tinja
Menyadari kenyataan BABS memberi dampak buruk bagi masa depan anak-anak Indonesia, UNICEF menjalankan Program Aksi Nasional Tinju Tinja. Sebuah program yang memberikan edukasi dan mengajak masyarakat membahas isu BABS yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Melanie Subono dan Dion Wiyoko didaulat sebagai duta untuk aksi kampanye ini. Kepopuleran mereka diharapkan mampu untuk menggerakkan kaum muda untuk dapat bergandeng tangan mengubah keadaan menjadi lebih baik. Kabar baiknya, setahun berjalan, terjadi penurunan. Meski masih belum terlalu banyak, tapi ini sangat melegakan.
Sebagai langkah selanjutnya, gerakan Tinju Tinja pun diangkat menjadi suatu aksi nasional, di mana UNICEF mengajak masyarakat di seluruh bagian Indonesia untuk berpartisipasi aktif membebaskan Indonesia dari ancaman BABS dalam payung Aksi Nasional Tinju Tinja. Melalui Aksi Nasional Tinju Tinja, masyarakat Indonesia bebas berpartisipasi dengan cara dan gaya mereka sendiri, baik menyebarkan fakta-fakta seputar isu-isu BABS serta memberikan kontribusi melalui kreasi positif sebagai bentuk dukungan terhadap saudara kita di seluruh pelosok Indonesia dalam mencapai Indonesia bebas BABS. Edukasi di daerah-daerah yang terdeteksi BABS terus dilakukan.
Ini memang perlu kerja keras. Target untuk bebas dari BABS di tahun 2019 memang bukan sesuatu yang mudah. Tapi. dengan mengetahui fakta-fakta melalui Tinju Tinja, kita bisa mengetahui masih ada hal yang bisa kita lakukan untuk lndonesia. Apapun aksi dan kreasinya partisipasi kita akan sangat berarti untuk Indonesia.
Ayo, bergabunglah dengan Aksi Nasional Tinju Tinja, Berikan aksimu untuk Indonesia, bersama kita bebaskan Indonesia dari ancaman BABS.
*Sumber infografis : www.tinjutinja.com
*Sumber infografis : www.tinjutinja.com
Cara gabung gerakan nasional Tinju Tinjanya gimana Mbak Waya?
ReplyDeleteKlik aja link tinju tinja di atas, mbak Riski
DeleteCara mudahnya kita bisa melakukan aksi share info yang ada di web tersebut utk kita sebar luaskan, agar mereka yang susah mengakses internet bisa tahu tentang buruknya perilaku BABS. Terima kasih sudah mampir :)
tinja harus ditinju ya hehehe. lucu istilahnya tapi bermanfaat banget ya program unicef ini
ReplyDeletehihii..iya, pemilihan kata-katanya memang lucu ya.. :D
DeleteDari segi manfaat juga bagus, demi masa depan anak Indonesia ke depannya. Makasih udah mampir mbak Lia.. :)
Waduh, serem juga ya ternyata. Mudah-mudahan kedepannya rankingnya bisa turun ya negara kita ini soal BABS. Aamiin. TFS, Jeng... :)
ReplyDeleteIya' kenyataan yang bikin miris ya Bunda Nad. Semoga terwujud keinginan lepas dari juara BABS ini.. Aamiin
DeleteAamiin.. Iya, semoga bisa terus turun sampai gak ada lagi pelaku BABS. Terima kasih kunjungannya Bunda Nad :)
ReplyDeleteduh ngeri banget akibatnya, dulu di desaku juga satu toilet buat sependuduk disitu. tapi lama lama berkembang sih
ReplyDeleteAyo kita tinju tinjaaa... Alhamdulillah aku ngga terbiasa BABS. :)
ReplyDeleteSelain mengubah kebiasaan babs, perlu juga diperhatikan ketersediaan sarana bab di berbagai tempat nih ya Mba Way.
ReplyDeleteSuka dengan yg jadi duta tinjutinja aku..dion... cakep banget
ReplyDeleteMbak Waya, di pinggiran perkotaan keknya banyak nich...semoga dutanya bisa menyampaikan dengan baik dan dapat diterima oleh masyarakat ya
ReplyDeletenice infonya
ReplyDeleteMakasih info sharenya ya mbak, kampanye kek gini emang musti digalakkan lg, terutama di daerah2 kumuh yg gak punya tempat yg baik.
ReplyDeletePerasaan tadi udah komen, kok gada ya?
ReplyDeletehemm info baru nih mbak waya...aku coba klik ddeh buat aku bagi2inke anak2 di kelas :)
ReplyDeletemakasih yaa udah di share..muach
ngeri juga ya, kadang sedih sih lihat fasilitas sanitasi Indonesia. Ga usah jauh2 yang diJogja aja tuh egrhhh tarik nafas
ReplyDelete