Semangkuk Ayam Impian
Resah, Danika meremas ujung
celemek merah yang baru saja dikenakannya. Pikirannya mendadak tak karuan. Berusaha keras mengingat semua bumbu yang akan digunakan untuk membuat masakan saat final nanti, ternyata malah membuat rasa grogi kian menguasai. Suara Chef Stefano terasa makin samar di
telinganya. Entah apa yang diucapkan Chef ganteng itu, hingga Tanpa sadar,
tangannya semakin kuat meremas.
“Huuft, aku ini ngapain sih..?” gumam Danika dalam hati.
Seolah tersadar, gadis manis
berambut sebahu itu berusaha kembali fokus. Menarik napas dalam-dalam, lalu
merapikan bagian bawah celemeknya yang kusut akibat ulahnya. Bagaimanapun hari ini adalah hari yang sangat penting.
"Teeeeeeet..." suara bel panjang membuyarkan pikiran Danika. Riuh tepuk tangan penonton studio menggema. Cepat Danika membaca peraturan yang tadi diletakkan di atas meja.
"Tantangan bahan utama untuk final hari ini adalah..... Ayaaaam" suara Chef Stefano menggema disambut dengan riuh sorak-sorai suporter.
Glek, Danika tercekat. Tak ada suporter, tak ada satu orang pun yang menyemangatinya hari ini. Entah apa yang ada dipikirannya sampai tak ada satu orangpun yang tahu tentang final kontes hari ini.
"Ya, sudah.. aku pasti bisa!" bisik Danika pelan, seperti menyemangati dirinya sendiri..
Cepat Danika menyambar potongan ayam di lemari pendingin, kemudian menuju rak bumbu dapur. Cabe merah, bawang merah, bawang putih, tomat, jahe, dan beberapa bahan lainnya. Mendadak bel berbunyi lagi, pertanda waktu untuk mengambil bahan sudah habis.
"Uuh, waktu rasanya cepat sekali!" Danika menyeka keringat di dahinya dengan tisu. Mencuci tangan dan mulai memotong ayam. Waktu setengah jam rasanya memang terlalu cepat untuk seorang tukang masak amatir seperti dia.
Di meja kiri dan kanan, saingannya sudah mulai menumis bumbu. Harum aroma bumbu memenuhi ruangan. Suara blender, percikan minyak, sendok yang beradu dengan wajan dan suara riuh penonton membuat Danika bergidik. Tiba-tiba dirinya merasa kecil.
Sejenak, Danika merasa kehilangan energi. Ayam memang sudah dibumbui. Hanya saja, Danika kurang yakin dengan apa yang akan dimasaknya.
Bayangan Ibu melintas tiba-tiba. Satu hal yang membuatnya nekat mengikuti kontes memasak ini hanyalah Ibu. Danika harus memenangkan kontes ini untuk Ibu. Hanya ini jalan keluar satu-satunya agar Ibu dapat meneruskan usaha katering milik keluarganya. Sejak Ayah meninggal, mereka tak punya usaha lain. Parahnya, Ibu baru saja ditipu oleh seorang temannya. Tagihan jadi menumpuk. Untuk sementara katering terpaksa berhenti.
Tiba-tiba suara Chef ganteng itu memecah lamunan Danika.
"Sudah tahu, mau masak apa?" senyumnya melebar. Danika yakin, Chef ini pasti mencium ada yang tidak beres dengan dirinya.
"Hm.., sebenarnya sudah Chef. Hanya kurang yakin.." jawab Danika pelan.
"Waktu tinggal sedikit, sebaiknya kembali fokus dan percaya diri. Kalau kamu punya impian, sebaiknya kamu pikirkan cara menggapainya. Yakin, kamu pasti bisa!" ucap Chef Stefano sambil berlalu.
Danika mencerna kata-kata yang diucapkan Chef ganteng itu.
"Impian.., ya, hanya impian yang bisa membuat segalanya mudah." diliriknya jam besar yang tergantung di atas tiang penyangga ruangan. Lima belas menit lagi. Harapannya bergantung pada setiap detik yang akan terus maju. Sementara impiannya ada di menit ke enam belas. Saat semua proses sudah selesai dia perjuangkan.
Danika menumis bumbu cabe dan tomat. Bayangan ibu seolah menemaninya.
"Masaklah dengan hati bahagia.. " ucapan Ibu seperti mantera yang tiba-tiba datang pada saat dibutuhkan. Danika semakin mempercepat gerakannya. Ayam yang tadi sudah diungkep dengan bumbu andalannya sudah siap untuk dimasukkan ke bumbu tumisan. Tinggal memasukkan potongan daun bawang dan seledri utuh yang disimpul. Aroma ayam yang juicy berpadu dengan harumnya daun bawang yang di potong sepanjang tiga senti. Tak perlu waktu lama, Danika menata hidangannya di atas piring saji. Menambahkan garnis sedikit daun peterseli dan dua buah tomat cerry.
Danika baru menyadari riuh tepuk tangan penonton menggema begitu masakannya selesai. Ternyata fokus pada apa yang dikerjakan membuat kita melakukan sesuatu tanpa tekanan. Bayangkan andai saja tadi dia mendengar teriakan penonton seriuh ini, pasti Danika akan grogi setengah mati.
Danika menumis bumbu cabe dan tomat. Bayangan ibu seolah menemaninya.
"Masaklah dengan hati bahagia.. " ucapan Ibu seperti mantera yang tiba-tiba datang pada saat dibutuhkan. Danika semakin mempercepat gerakannya. Ayam yang tadi sudah diungkep dengan bumbu andalannya sudah siap untuk dimasukkan ke bumbu tumisan. Tinggal memasukkan potongan daun bawang dan seledri utuh yang disimpul. Aroma ayam yang juicy berpadu dengan harumnya daun bawang yang di potong sepanjang tiga senti. Tak perlu waktu lama, Danika menata hidangannya di atas piring saji. Menambahkan garnis sedikit daun peterseli dan dua buah tomat cerry.
Danika baru menyadari riuh tepuk tangan penonton menggema begitu masakannya selesai. Ternyata fokus pada apa yang dikerjakan membuat kita melakukan sesuatu tanpa tekanan. Bayangkan andai saja tadi dia mendengar teriakan penonton seriuh ini, pasti Danika akan grogi setengah mati.
***
Detik-detik menjelang pengumuman pemenang adalah puncak dari semua penantian. Rasanya seperti padang tandus yang menunggu air hujan jatuh dari langit. Chef Stefano pandai sekali membuat suasana menjadi tegang. Danika tak berani berharap. Hanya bahagia sudah berusaha maksimal. Menang kalah, semua pasti sudah ada takdirnya.
"Pemenangnya adalaaah... Danika Putria.." suara Chef Stefano membuat ruangan meriah.
"Danika berhak mendapatkan uang tunai 10 Juta rupiah.."
"Ya, Tuhan.. Aku menaaaang!" Danika melompat-lompat penuh bahagia. Harapannya terkabul. Impiannya kini ada dalam genggaman.
Entah apa yang terjadi selanjutnya, Danika berlari kembali ke meja hidangan. Mengambil sebuah mangkuk dan mengambil sebagian masakannya untuk di bawa pulang.
"Chef.., ijinkan saya bawa pulang ayam impian ini untuk Ibu saya, ya.." Danika tersenyum malu.
Chef Stefano mengangguk sambil menyerahkan papan simbolis untuknya bertuliskan 10 Juta rupiah.
Ya... 10 Juta rupiah.
****
"
Aiiiih Kerennya Danika, jadi penasaran nih ayam buatannya apalagi bisa jadi pemenangnya... heheheh
ReplyDeleteKeren Mba Waya cerpennya :)
hihiii..,makasih Awan. :)
ReplyDeleteSelamat, Danika :) Tante ikut senang, #loh hehehe
ReplyDeleteSelamaaat Danika..hehe
ReplyDeleteKereeeen!
Mbak Waya pasti terinspirasi master chef ya bikin cerpen ini.hihi
Aku suka sama cerpennya.. Bener - bener pendek tapi ngena :P Kereeen!
ReplyDeleteMau dong diajarin masak sama chef stefano. Ditimpuk wajan karena ganjen 😚
ReplyDeleteChefnya seganteng siapa yaaa. Hihihi
ReplyDeletejadi bayangin Chefnya nih mak, seganteng siapa
ReplyDeletePerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
ReplyDeleteJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Bagus mba cerpennyaaa ^_^, jadi pengen nyobain ayamnya Danika hehe
ReplyDeleteJadi pengen nyicip masakan Danika hehehe....
ReplyDeleteAku suka cerpennya, Keren banget.
semangkuk ayam? Saya membayangkannya ayam aja gitu ditaro di mangkuk hihihi.
ReplyDeleteTapi, bagus cerpennya, Mbak. Moral storynya kita harus fokus untuk melakukan sesuatu, ya :)
Yeee...akhirnya Danika menang.....keren banget...padat, berisi dan mengena dihati....sukses selalu ya mbak....amazing....
ReplyDeleteterima kasih atas informasinya........
ReplyDeletesalam kenal dan salam sukses...
Cerpennya bagus, Mak. Pesan moralnya dapat, ceritanya mengalir enak dibaca.
ReplyDeleteTapi maaf mak Waya.
Kalau memang ini cerpen, ada beberapa kaidah penulisan yg masih kurang tepat. Misal nih, penggunaan tanda titik diakhir kalimat terpisah spasi dengan tanda kutip, huruf besar kecil yg masih belum konsisten, dan beberapa lagi yg lain.
Selamat Danika :)
ReplyDeletepenasaran nih pengen yoba masakan buatan danika
Paling enak bisnis makanan deh sekarang ini, omzetnya gede. Kebutuhan Pokok pula.
ReplyDeleteTinggal bikin Tray aja aja terus dibranding pake nama kateringnya menggunakan desain yang keren. Dijamin maknyos tuh katering! Bikin Tray kli aja di sini
mau dong diajarin masak sama chef ganteng, trus cobain ayam buatan Danika hihihi
ReplyDelete