Perangi Narkoba dengan Pemahaman dan Kepedulian
Sebagai ibu saya merasakan kekhawatiran yang luar biasa tentang maraknya peredaran Narkoba saat ini. Setiap hari, berita tertangkapnya pengedar, kurir atau pengguna Narkoba di berbagai media, baik di koran, televisi maupun media online membuat ketakutan saya tak bisa di bendung. Kadang dalam hati saya bertanya, apa mungkin presentasi peredaran Narkoba yang tertangkap masih kalah jauh bila dibandingkan dengan jumlah Narkoba yang lolos. Mengingat peredarannya sudah merambah berbagai cara baik itu melalui jalan darat, laut dan udara. Sejauh mana jalan masuk wilayah perairan kita dapat di jaga. Apa saya masih bisa menaruh harapan dan merasa optimis bahwa Narkoba bisa di berantas?
Bukannya tak mungkin teman-teman kita, saudara-saudara kita yang di incar oleh para pengedar ini. Sekarang saja peredaran Narkoba sudah mulai
menyasar ke berbagai golongan. Pejabat tinggi dan artis juga sudah menjadi pengguna. Meski masih bisa di hitung dengan jari. Tapi mungkin juga ini jumlah yang tertangkap saja. Masih banyak pengguna lain yang masih belum terlacak.
Sudah saatnya kita peduli segala hal menyangkut Narkoba. Tentang bagaimana mudahnya Ganja, Sabu, Ekstasi, Putaw dan lainnya ada di tengah-tengah kita. Sudah sering terjadi dan tanpa kita sadari tempat pembuatannya malah ada di komplek perumahan. Tak terlihat dari luar dan seringkali tersamarkan. Kita tak bisa lagi diam. Perhatikan lingkungan sekitar. Bisa di bayangkan bila kita mengambil sikap tak peduli. Sama saja seperti menggali lubang di halaman kita sendiri. Tinggal menunggu waktu kapan akan terjebak. Sesulit apapun caranya tetap harus kita tempuh demi membangun benteng dari keluarga dan lingkungan kita sendiri. Semua harus bekerjasama.
Saya juga berharap agar orang tua juga di beri pemahaman baik mengenai bentuk fisik pil ekstasi, ganja dan sebagainya. Saya jadi ingat, ketika saya masih di Pekanbaru dulu, seorang ibu tetangga heran karena tiba-tiba anaknya jadi sangat antusias merawat tanaman yang katanya baru ia dapatkan dari temannya di Aceh. Tanamannya itu di simpan di tempat yang tak terlihat oleh orang lain. Sampai suatu ketika di koran muncul tentang berita tanaman ganja yang sedang marak di liput, Ibu itu baru sadar ternyata 3 pot tanaman yang ada di belakang rumah dan menjadi tanaman kesayangan anaknya tersebut adalah tanaman ganja. Memang masih kecil-kecil. Tapi cukup membuat ia marah besar. Si anak langsung minggat dan lari ketakutan.
Ya, jadi memang sangat penting bagi kita untuk mengenali semua bentuk yang ada sangkut-pautnya dengan Narkoba. Sebagai upaya agar kita tidak mudah di kelabui. Begitu juga dengan pengetahuan tentang ciri-ciri fisik orang yang sudah mengkonsumsi Narkoba. Mewaspadai hal-hal yang tidak biasa pada orang terdekat, saudara, dan tetangga harusnya menjadi pekerjaan kita semua. Bila ada yang mencurigakan, segera laporkan. Satu hal yang sangat penting dari semuanya adalah menanamkan pemahaman bahwa pecandu Narkoba tak selalu berakhir di penjara. Seringkali penjara menjadi alasan mengapa orang takut melaporkan. Sama seperti cerita tentang tetangga saya tadi yang terlanjur marah dan takut anaknya di penjara hingga tak sempat untuk mencaritahu lebih dalam dari mana anaknya mendapatkan tanaman ganja itu. Dan akhirnya anaknya lari dari masalah. Hubungan terputus dan orang tua merasa gagal mendidik anaknya. Inilah pemahaman yang harus kita ubah. Pengguna Narkoba adalah korban yang seharusnya di rehabilitasi. Mereka punya hak untuk melepaskan diri dari jerat Narkoba.
Jadi jangan khawatir, bila kita melaporkan itu sama artinya dengan kita menyelamatkan hidup pengguna tersebut. Mereka masih punya masa depan dan harapan untuk hidup lebih baik. Pemahaman dan kepedulian kita akan menyelamatkan mereka.
Saya dan juga banyak ibu-ibu lain di dunia akan terus berdoa dan berusaha agar Narkoba segera musnah. Agar generasi masa depan nanti menjadi generasi yang benar-benar sehat jiwa dan raga. Sukses, terbebas dari jerat Narkoba.
#IndonesiaBergegas
goood job (tanda tangan dari artis)
ReplyDeletedoaku juga mak agar narkoba musnah
ReplyDelete