Tangisan Lara
Lara..., aku melihatnya melamun lagi,sama seperti kemarin dan kemarinnya lagi. Tapi,seperti kemarinpun aku tak melihat ia menangis sebagaimana mestinya,tak ada deraian airmata,hanya matanya yg basah dengan sedikit ait mata menggenang disana,tak tumpah.
Entah apa dan kekuatan apa yang membuat Lara seperti itu,padahal aku tau ia sangat ingin menangis,pasti ia ingin menumpahkan semua yang ia rasakan.
Lara,adikku...,ia masih sangat muda,usianya belum genap 20tahun,dan aku sangat mengaguminya,ia gadis yang sangat tekun belajar,semua waktunya ia gunakan untuk membaca.Tak pernah ia lewatkan hanya untuk sekedar main apalagi seperti yang anak-anak muda lain lakukan,pacaran.Memang dulu saat SMA ia beberapa kali sempat ada yang mendekati,tapi ,ia tak menanggapi.katanya semua lebih enak dijadikan sahabat."nanti aja deh mbak,kalo aku udah kuliah,katanya aku takut nanti nilai ku jelek..,kasian papa..,udah ngeluarin biaya sekolah buat aku.Itulah hebatnya Lara,ia bisa memahami,bahwa hidup kami memang pas-pasan,pengertiannya luar biasa dan papa sangat bangga padanya,nilai kelulusan Lara selalu diatas rata-rata,bahkan berkat kegigihannya kini ia kuliah dengan mendapatkan beasiswa ,aku juga bangga padanya.
Kedekatanku dengan Lara bukan hanya sekedar kakak-adik,kami seperti sahabat,selalu berbagi apapun yang kami rasakan.Ketika aku memasuki dunia kerja ,ia juga yang penuh semangat menyemangati aku,"ayo mbak,terima aja,aku yakin mbak bisa lebih hebat diperusahaan itu,aku doakan mbak juga dapat pangeran disana..,hehehee,satu hal yang memang aku idam-idamkan,setiap malam kami selalu menghabiskan waktu dengan berbagi seperti itu sampai akhirnya salah satu diantara kami tertidur dan salah satunya lagi...,melengos tersadar karena bicara dengan orang sudah pulas tertidur,hahaha.,,menyebalkan.
Tapi beberapa bulan kemudian akhirnya adikku Lara "kejatuhan cinta" juga,salah satu teman nya ada juga yang nyangkut dihatinya,ia sangat malu waktu ku berondong dengan pertanyaan seputar kegugupannya bila menyebutkan nama temannya itu.. "Ra...ngaku deh..,kamu jatuh cintakan?,wajahnya memerah.,malu. Udah,kamu nggak perlu malu.justru kalo kamu nggak jatuh cinta,itu namanya nggak normal dan patut dipertanyakan, aku senang..,akhirnya kamu jatuh cinta juga.,rasanya enakkan..hehee...aku terus menggodanya sampai larut malam.Karena tak tahan terus digoda,Lara hanya menyembunyikan wajahnya dibalik bantal sampai akhirnya tertidur,tinggal aku yang geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.
Akhirnya aku tau juga,nama cowok itu Fanno,tapi kata Lara,ia tak berani memberikan sinyal-sinyal ,bahwa ia juga suka padanya,ia terlalu pemalu,tentu saja,karena menurutku Lara baru saja mulai membuka diri untuk sesuatu yang bernama cinta,dulu,saat remaja lain merasakan jatuh cinta,ia malah sibuk dengan buku-bukunya,ia sedikit terlambat untuk merasakan getaran-getaran itu,tapi lambat laun Lara semakin terbuka padaku,tentang perasaannya,setidaknya aku lega ,ia mau membagi perasaannya padaku.
Tapi,aku sangat sedih karena ternyata cinta adikku tak pernah berbalas,bukan karena Fanno menolak adikku,bukan.bukan itu ,Lara dan Fanno mungkin memang bukan diciptakan untuk bersama,meski mereka baru saja berusaha untuk saling mendekat, ternyata Tuhan berkehendak lain,Fanno pergi,ia meninggalkan seluruh dunia dan seisinya,meninggalkan orang-orang yang mencintainya,meninggalkan adikku Lara.,saat cinta itu baru saja bersemi dihatinya,aku menangis,orang tua Fanno menangis,teman-teman-teman Fanno menangis,semua orang dipemakaman itu menangis tapi Lara tidak,ia tidak menangis,ia sangat tegar...,hanya sedikit airmata,bukan tangisan pada umumnya.Aku hanya bisa memeluknya,aku tau ,meski ia tak menangis,sebenarnya hatinya pun terluka,ia pasti sangat ingin menangis.Sampai semua orang meninggalkan pemakaman itu.Lara tetap seperti itu,tak banyak berkata.Lalu kami pulang meninggalkan tanah pemakaman yang semakin sepi diiringi hari yang beranjak sore.Aku terus mengenggam tangannya..
Malam itu,kami tak banyak bicara.aku hanya memeluknya dan berkata"menangislah kalau memang ingin menangis.Dan Lara hanya diam.kulihat airmata itu mengalir dikedua matanya yang terpejam,tak banyak,tak tersedu-sedu,ia sangat kuat,kupeluk ia erat.
Seminggu berlalu,aku dan Lara memang tak lagi banyak bicara,aku memberinya sedikit waktu untuk meredakan kesedihan,aku sangat memahami bagaimana perasaannya dan berdoa semoga Tuhan memberikan ia kesabaran dan ketenangan yang bisa membuat ia melepaskan kesedihan dengan cara yang wajar.Ternyata Tuhan mendengar doaku.Hari ini ,ketika pulang kerumah,aku menemukannya dikamar,sedang menangis sejadi-jadinya,tangisnya tumpah membasahi selimut digenggamannya,aku belum pernah melihat ia seperti itu,aku memeluknya mencoba memberikan kekuatan ,setidaknya ia bisa merasakan ketulusanku.
Lara menangis lama,dan aku membiarkannya sampai puas,ia harus memperlakukan dirinya sebagaimana mestinya.,bukan menyiksa dirinya sendiri dan membiarkan luka itu menjadi bom waktu yang bisa menyakiti dirinya sendiri,Lalu ketika ia mulai tenang,ia mengusap sisa airmatanya. "mbak,tadi aku ditelfon sahabatnya Fanno,terus,ia mengirimkan aku sms Fanno,sebelum ia meninggal,lalu Lara membiarkan aku membaca sms itu, "Van...aku mau kerumah Lara,aku mau nembak dia,aku harus bilang hari ini juga Van,aku gak mau lama-lama memendam perasaan ini,Lara itu bener-bener bikin aku jatuh cinta,kalo aku gak berhasil,nanti tolong kamu yang sampaikan ya.,bilang aku cinta mati sama Lara.
Aku merasa badanku menggigil membaca tulisan itu,Fanno ternyata meninggalkan pesan itu.seolah tau dirinya akan pergi,seolah tau dirinya akan tewas dalam kecelakaan maut itu.dan benar-benar membawa cintanya sampai mati dan aku tau mengapa Lara menangis,karena sekarang ia tau Fanno mencintainya,kemarin ia berusaha tegar dan menghibur dirinya karena cinta itu memang belum terikrarkan,belum terucap,ku belai rambutnya,aku tau Lara masih ingin menangis.
"Ra,kita doakan dia ya,semoga dia tenang disana,semoga Tuhan memberinya tempat yang indah disana,disisiNya.suaraku bergetar mengucapkan itu,karena aku juga mulai menangis.Lalu Lara memeluk ku melanjutkan tangisnya,suara tangisnya mewarnai malam yang terasa semakin kelam.
Bagaimanapun aku lega melihat Lara menumpahkan tangisnya,tangis yang sudah semestinya.
*untuk seorang teman..,semoga ia tenang disisiNya.
Post a Comment
Hai komentar kadang-kadang di moderasi untuk menghindari komentar spam ^^
Terima kasih sudah berkunjung ya.. :)